Translate

Minggu, Agustus 19

TERLANJUR SAYANG


Aku tak tau apakah ini cinta atau bukan, namun satu tahun sudah aku menyukainya. Tak bisa dipungkiri satu tahun bukan waktu yang singkat. Banyak hal yang aku terima darinya, terlebih rasa kecewa. Sering kali aku berdoa pada Tuhan untuk lupakan dia, tapi percuma rasa itu tetap ada.
Aku mengenal dia dari teman satu kelasku, Dia anak Fakultas pertanian. Awalnya aku hanya melihat dia berbicara dengan temanku, dari situlah aku mulai munyakainya (mungkin cinta pada pandangan pertama). Gayanya yang cuek dan cool buat aku semakin mengagumi sosoknya.
Suatu hari dia ngomong sama aku, “Kay, cariin aku cewek!” (bisa dibanyangkan perasaan aku pada saat itu), aku mencoba tegar dan kuat meskipun rasanya benar-benar kecewa. Aku kenalin dia sama temen deketku. Sebenernya temenku tidak setuju dengan keinginanku, “Gila lo, kalo suka ngapain nyodorin gue”. Pikiran gue hanya satu buat dia seneng walaupun bukan sama aku. Alasan itu di terima oleh temen deketku.
Aku pikir setelah mengenalkan dia sama temen deket, bakal bikin kami deket paling tidak sebagai sahabat atau hanya sekedar temen baik. Nyatanya tidak, semakin hari dia semakin jauh. Aku tidak bisa memaksakan dia untuk dekat denganku jadi aku hanya bisa diam dalam luka. Kemudian aku sempet balikan ama mantan, bukan CLBK seperti yang orang bialang, melainkan aku hanya ingin melupakan dia lewat mantanku. Semua harapan sirna, aku masih saja memikirkan dia sampai akhirnya aku putus.
Rasa sayang mungkin tidak ada batasnya, tapi bagaimana jika rasa sayang kita itu dibalas dengan kekecewaan? Jawabannya jelas berbeda-beda, tergantung orang yang merasakannya. Aku sempet mencari tau tentang dia lewat temen deketku, “Gimana? Lancar gak hubungan kalian?” tanyaku penasaran.
“Gimana mau lancar, dia aja gak pernah hubungi gue” Dalam hati aku bingung, dia minta kenalin cewek tapi kok enggak pernah menghubungi. “mungkin Cuma alasan dia aja minta kenalin cewek sama lo” sambung temen deketku lagi.
 Jujur aku sempet GR (gede rasa) mendengar itu. Tapi aku kembali sadar, kalo emang dia ada filling sama aku dia enggak mungkin  jauh kayak gini.
*****
Sejak kejadian temenku bilang dia enggak pernah menghubungi, aku belajar untuk melupakan dia meskipun aku masih menyukai bahkan menyayanginya. Tapi usahaku kembali gagal, sepertinya rasa rindu membunuh niat melupakan dia. Aku sms dia tapi pakai Send All, biar kesannya enggak khusus (walaupun sebenernya emang khusus buat dia, hhehe..). Kali ini aku sangat bahagia, soalnya dia bales dengan gaya perhatian.
Aku curhat sama sahabatku tentang dia, bukannya didukung justru dimarahin dengan alasan bodoh menyukai orang yang jelas-jelas enggak peduli. Memang setiap aku curhat sama orang yang bisa dipercaya, rata-rata pada nyuruh lupain dia, “Lo pasti dapet yang lebih baik darinya” selalu itu akhir yang akan aku dengar. Padahal jelas mereka tau, aku sudah berapa kali mencoba untuk melupakan dan mehilangkan rasa  tentangnya, tapi apa hasilnya? Aku selalu gagal.
Seandainya mereka sadar  aku juga tidak menginginkan hal ini. Kalo aku bisa memilih, aku lebih memilih menyukain dan menyayangi orang yang bisa menerima aku apa adanya. Tapi inilah kenyataan yang harus aku terima kerena aku sudah terlanjur sayang.

1 komentar: