Translate

Senin, Desember 17

ANALISIS CERPEN GURU karya Putu Wijaya

JUDUL CERPEN    :   GURU
KARYA                     :    PUTU WIJAYA

SINOPSIS                  :  
            Anak saya taksu, bercita-cita menjadi seorang guru. Tentu saya dan istri shok mendengarnya, kami tau macam apa masa depan seorang guru. Saya sebagai bapak menasehati Taksu, namun ia tetap pada keinginannya menjadi seorang guru. Akhirnya tanpa diketahui oleh istri saya, saya datang membawa kunci mobil, kalau saja Taksu mau mengubah cita-citanya, jangankan mobil mewah, segalanya akan saya serahkan. Taksu pergi membawa semua barang-barangnya, yang tinggal hanya secarik kertas dan pesan kecil, tangan saya gemetar memegang kertas yang disobek dari buku hariannya. Kertas yang nilainya mungkin hanya seperak itu, jauh lebih berharga dari kunci BMW yang harganya semilyar dan sudah mengosongkan deposito saya.

TEMA                        :
            Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita atau dasar pengembangan seluruh cerita. Dalam cerpen Guru sendiri temanya adalah Tekat, karena menceritakan keyakinan dan semangat seorang anak terhadap apa yang ia ingingkan (cita-citanya menjadi seorang guru). Contohnya;
            Dia pergi membawa semua barang-barangnya, yang tinggal hanya secari kertas kecil dan pesan kecil: “Maaf, tolong relakan saya menjadi guru”.
            “Ia seorang guru bagi sekitar 10.000 orng pegawainya. Guru juga bagi anak-anak muda lain yang menjadi adik generasinya. Bahkan guru bagi bangsa dan negara, karena jasa-jasanya menularkan etos kerja,” ucap promotor ketika taksu mendapat gelar doktor honoris causa dari sebuah perguruan tinggi bergengsi.

ALUR                                    :
            Alur merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
1.      Eksposisi
Eksposisi adalah tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.
Anak saya bercita-cita menjadi guru. Tentu saja saya dan istri saya jadi shok. Kami berdua tahu, macam apa masa depan seorang guru. Karena itu, sebelum terlalu jauh, kami cepat-cepat mengajaknya bicara.

2.      Komplikasi
Komplikasi adalah penyebab awal yang menimbulkan konflik. Konflik, yakni para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh pengarangnya.
“Kami dengar selentingan, kamu mau jadi guru, Taksu? Betul?”
Taksu mengangguk. “Betul Pak.”
“Gila masak kamu mau jadi g-u-r-u?”
“Ya”

3.      Klimaks
Klimaks adalah puncak permasalahan atau situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi hingga para pelaku itu mendapatkan kadar nasibnya sendiri-sendiri.
"Coba jawab untuk yang terakhir kalinya, mau jadi apa kamu sebenarnya?"
"Mau jadi guru."
Saya tak mampu melanjutkan. Tinju saya melayang ke atas meja. Gelas di atas meja meloncat. Kopi yang ada di dalamnya muncrat ke muka saya.
"Tetapi kenapa? Kenapa? Apa informasi kami tidak cukup buat membuka mata dan pikiran kamu yang sudah dicekoki oleh perempuan anak guru kere itu? Kenapa kamu mau jadi guru, Taksu?!
"Karena saya ingin jadi guru."
"Tidak! Kamu tidak boleh jadi guru!"
"Saya mau jadi guru."
"Aku bunuh kau, kalau kau masih saja tetap mau jadi guru."

4.      Resolusi
Dengan panik saya kembali menjumpai Taksu. Tetapi sudah terlambat. Anak itu seperti sudah tahu saja, bahwa ibunya akan menyuruh saya kembali. Rumah kost itu sudah kosong. Dia pergi membawa semua barang-barangnya, yang tinggal hanya secarik kertas kecil dan pesan kecil:
"Maaf, tolong relakan saya menjadi seorang guru."

5.      Denonement
Denonement atau penyelesaian. Akhir cerita pendek guru yaitu Sekarang Taksu sudah menggantikan hidup saya memikul beban keluarga. Ia menjadi salah seorang pengusaha besar yang mengimpor barang-barang mewah dan mengekspor barang-barang kerajinan serta ikan segar ke berbagai wilayah mancanegara.
"Ia seorang guru bagi sekitar 10.000 orang pegawainya. Guru juga bagi anak-anak muda lain yang menjadi adik generasinya. Bahkan guru bagi bangsa dan negara, karena jasa-jasanya menularkan etos kerja," ucap promotor ketika Taksu mendapat gelar doktor honoris causa dari sebuah perguruan tinggi bergengsi.

TOKOH                     :
1.      Saya    (Bapak)
2.      Taksu   (Anak)
3.      Istri      (Ibu)
PERWATAKAN      :
1.        Saya (Bapak)   : Keras, menilai sesuatu dari satu sisi tanpa melihat sisi yang lain.    (Antagonis)
"Taksu, dengar baik-baik. Bapak hanya bicara satu kali saja. Setelah itu terserah kamu! Menjadi guru itu bukan cita-cita. Itu spanduk di jalan kumuh di desa. Kita hidup di kota. Dan ini era milenium ketiga yang diwarnai oleh globalisasi, alias persaingan bebas. Di masa sekarang ini tidak ada orang yang mau jadi guru. Semua guru itu dilnya jadi guru karena terpaksa, karena mereka gagal meraih yang lain. Mereka jadi guru asal tidak nganggur saja. Ngerti? Setiap kali kalau ada kesempatan, mereka akan loncat ngambil yang lebih menguntungkan. Ngapain jadi guru, mau mati berdiri? Kamu kan bukan orang yang gagal, kenapa kamu jadi putus asa begitu?!"
"Kenapa? Apa nggak ada pekerjaan lain? Kamu tahu, hidup guru itu seperti apa? Guru itu hanya sepeda tua. Ditawar-tawarkan sebagai besi rongsokan pun tidak ada yang mau beli. Hidupnya kejepit. Tugas seabrek-abrek, tetapi duit nol besar. Lihat mana ada guru yang naik Jaguar. Rumahnya saja rata-rata kontrakan dalam gang kumuh. Di desa juga guru hidupnya bukan dari mengajar tapi dari tani. Karena profesi guru itu gersang, boro-boro sebagai cita-cita, buat ongkos jalan saja kurang. Cita-cita itu harus tinggi, Taksu. Masak jadi guru? Itu cita-cita sepele banget, itu namanya menghina orang tua. Masak kamu tidak tahu? Mana ada guru yang punya rumah bertingkat. Tidak ada guru yang punya deposito dollar. Guru itu tidak punya masa depan. Dunianya suram. Kita tidur, dia masih saja utak-atik menyiapkan bahan pelajaran atau memeriksa PR. Kenapa kamu bodoh sekali mau masuk neraka, padahal kamu masih muda, otak kamu encer, dan biaya untuk sekolah sudah kami siapkan. Coba pikir lagi dengan tenang dengan otak dingin!"
“Tidak! Kamu tidak boleh jadi guru!”
“Aku bunuh kau, kalau kau masi saja mau jadi guru”

2.        Taksu               :  Baik, konsisten, memiliki keyakinan dan tekat yang luar biasa.
(Ptotagonis)
"Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya ingin jadi guru."
"Sebab guru tidak bisa dibunuh. Jasadnya mungkin saja bisa busuk lalu lenyap. Tapi apa yang diajarkannya tetap tertinggal abadi. Bahkan bertumbuh, berkembang dan memberi inspirasi kepada generasi di masa yanag akan datang. Guru tidak bisa mati, Pak.”
Dia pergi membawa semua barang-barangnya, yang tinggal hanya secarik kertas kecil dan pesan kecil: "Maaf, tolong relakan saya menjadi seorang guru".

3.        Istri                  :  
LATAR                      :
1.      Tempat          
- Rumah kost               :   Rumah kost itu sudah kosong.
- Kamar                       :   Pintu kamar tiba-tiba terbuka
- Perguruan Tinggi      : Taksu mendapat gelar doktor honoris causa dari sebuah perguruan tinggi bergengsi.
       2.  Waktu
            Waktu tidak dapat ditentukan, karena tidak menujukkan kapan terjadinya seuatu peristiwa dalam cerpen Guru.

1.    Suasana                     
Ø  Menegangkan (marah)
-            “Pikirkan sekali lagi! Bapak kasih waktu satu bulan!”
            Taksu menggeleng. “Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya ingin jadi guru”
“Tidak! Kamu pikir saja dulu satu bulan”
-            "Coba jawab untuk yang terakhir kalinya, mau jadi apa kamu sebenarnya?"
"Mau jadi guru."
Saya tak mampu melanjutkan. Tinju saya melayang ke atas meja. Gelas di atas meja meloncat. Kopi yang ada di dalamnya muncrat ke muka saya.
"Tetapi kenapa? Kenapa? Apa informasi kami tidak cukup buat membuka mata dan pikiran kamu yang sudah dicekoki oleh perempuan anak guru kere itu? Kenapa kamu mau jadi guru, Taksu?!
"Karena saya ingin jadi guru."
"Tidak! Kamu tidak boleh jadi guru!"
"Saya mau jadi guru."
"Aku bunuh kau, kalau kau masih saja tetap mau jadi guru."

Ø Meyenangkan (bahagia)
"Ia seorang guru bagi sekitar 10.000 orang pegawainya. Guru juga bagi anak-anak muda lain yang menjadi adik generasinya. Bahkan guru bagi bangsa dan negara, karena jasa-jasanya menularkan etos kerja," ucap promotor ketika Taksu mendapat gelar doktor honoris causa dari sebuah perguruan tinggi bergengsi

SUDUT PANDANG            :
            Orang pertama pelaku utama atau orang pertama sebagai pengamat karena mengetahui secara rincih setiap peristiwa yang terjadi dalam cerita dan menggunakan kata Saya.
Contoh:
Anak saya bercita-cita menjadi guru.
Saya tak mampu melanjutkan. Tinju saya melayang ke atas meja. Gelas di atas meja meloncat. Kopi yang ada di dalamnya muncrat ke muka saya.

GAYA BAHASA      :
            Gaya bahasa ialah cara penyair menggunakan bahasa untuk menimbulkan kesan-kesan tertentu atau cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis/pemakai bahasa.
            Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen guru adalah:
1.      Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Contoh; Guru itu hanya sepeda tua.

2.      Hiperbola
Majas hiperbola adalah pernyataan yang berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian. Contoh; Satu jam saya memberi Taksu kuliah. Saya telanjangi semua persepsinya tentang hidup. Dengan tidak malu-malu lagi, saya seret nama pacarnya si Mina yang mentang-mentang cantik itu, mau menyeret anak saya ke masa depan yang gelap.

AMANAT                  :
1.      Yang menetukan kesuksesan seseorang adalah tekat dan kemauan besar dalam dirinya.
2.      Karakter, sikap, dan minat adalah hidup kita.
3.      Kehidupan tidak dapat di pastikan, karena terkadang sesuatu dapat berubah tanpa harus dipercaya.
4.      Kita yang merencanakan, kita yang menentukan, dan kita sendiri yang menjalani. Orang tua ,keluarga, dan lingkungan adalah pelengkap, penyemangat, tapi bukan penentu.


25 komentar:

  1. Terimakasih, sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih sangat bermanfaat, izin copas buat referensi tugas gan :)

    BalasHapus
  3. http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-waspada-ini-yang-akan-terjadi.html
    http://asiataipanbiru.blogspot.com/2018/08/taipanqq-wajib-tahu-efek-sering.html


    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : E314EED5

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus
  4. Kontol lu gan, TAU MEKDI GAKK? TOT LU, btw thanks ya tot, useless ni web

    BalasHapus
  5. Lu ngejek ngejek gw?!?!

    BalasHapus
  6. Maksud lu apa tot?

    BalasHapus
  7. Fi fi apa yg onar? Fikontol

    BalasHapus
  8. La bgst lu ngapa bawa nama gw anj??

    BalasHapus
  9. KOK BAWA NAMA GUA ANJING?

    BalasHapus
  10. Lu emang siapa si dit?

    BalasHapus
  11. Lah, lu bukannya ayam mes?

    BalasHapus
  12. ADITT BANG JARWO MAKIN DEKETT!!!

    BalasHapus
  13. NGENTOT LAH KONTOL BABI ANJING

    BalasHapus
  14. Aku suka Growtopia
    Aku suka beli DIAMOND LOCKS

    KON. .........













    CI MOTOR SUPRA KU BESAR SEKALI

    BalasHapus
  15. Mksih ya kakak, sangat membantu

    BalasHapus