Translate

Selasa, Februari 24

:(

      Saat sendiri barulah semua terasa. Semua berubah menjadi tanda tanya yang tak tahu kapan terjawab. Sadari bahwa di balik rahasia masih tersimpan rahasia. Tapi apakah sebodoh itu diri ini hingga tak sedikitpun tak aku mengerti. Semakin aku berusaha untuk memahami justru aku semakin terperangkap dalam suasana yang menyedihkan.  
       Jika air mata dapat menghapus segalanya, aku bersedia menjadi orang yang paling cengeng di dunia. Namun sayang, air mata tak dapat mengubah segalanya. Kadang aku lelah menjadi seoarang yang kuat dihadapan mereka, lalu aku lemah dihadapan diriku sendiri.
       Tuhan tidak banyak yang aku pinta, kecuali seseorang yang benar-benar tulus padaku. Yang mendekatiku karenaMu. Hingga hal terburuk dariku tak membuat dia menjauhiku atau hanya berpura-pura baik lalu tertawa di belakang ku.

Jumat, Desember 26

Usaha

Terkadang kita harus pergi. Agar kita tahu seberapa penting kita untuk mereka.
Kita harus jatuh. Agar kita dapat berdiri seimbang.
Ya.., untuk menjadi bahagia yg sempurna kita harus merasakan kesedihan .
Itulah yang saat ini aku lakukan.

Kepadamu

Kepadamu,
Aku menyimpan segala rasaku
hingga aku tidak tau alasan itu


Terlalu jauh kau ku sentuh
Terlalu berharga kau ku meliki
Sampai akhirnya aku diam dalam sedih
Aku menunggu sampai kau datang lagi


Aku tak peduli
kau datang sebagai kekasih
atau kau datang sebagai teman
tapi yang ku harap kau ada dalam hari-hari




Rabu, Desember 24

DIA

        Kondisiku msh kurang stabil. Tapi entah apa yg barusan aku lakukukan. Ini pertama kalinya aku melakukan kebodohan yg sama. Aku pernah menyukai seseorang. Namun tdk seperti ini. Aku lagi" menjatuhkan harga diriku.  Ya ini hanya karena dia, aku lakukan semuanya. Aku tak peduli lg dgn prinsip yg selama ini aku pegang. Mungkin benar cinta melumpuhkan logika. Cinta dpt mengubah seorang yg keras menjadi lembut. Yg tak peduli menjadi sangat peduli. Hingga akhirnya menyakiti diri sendiri.  
        Aku menghubungi dia duluan, Tinggal menunggu respon darinya. Kalo kata teman, jika responnya baik, katakan sejujurnya kamu menyanyanginya. Aku tdk yakin aku mampu. Menghubunginya saja aku sudah sangat malu dan ragu. Apalagi untuk menyatakan perasaanku. Tuhan Tolong aku! Kuat aku untuk lalui semuanya. Rasa takut dan rasa cinta yg kini ku rasakan. 
       Munafik jika aku bilang aku tidak berharap byk padanya. Tp tdk jg aku menginginkan sebuah permusahan. Jika rasaku membuat dia semakin jauh, aku akn mengalah. Aku tdk bisa melihat dia semakin jauh namun aku jg tdk bisa melarangnya membenciku.

Terjadi dan terjadi lagi

        Tuhan aku ingin ikhlas ketika kesulitan, kesedihan, bahkan kekecewaan menyelimutiku. Tapi aku tak mampu. Kadang aku rapuh dalam diamku. Mungkin saat ini aku mengeluh padamu. Atau bahkan aku sedang protes dengan jalan hidupku. Maafkan aku Tuhan. Aku hanya berada pada kondisi dimana aku ingin meluapkan segalanya.
        Tuhan, sebelum aku lakukan itu. Aku ingin bersyukur padaMu. Berterima kasih atas mereka yg sudah mewarnai hidupku. Mereka yg peduli dan syg padaku. Aku tau semua itu tidak terlepas dari kehendakMu.
       Tuhan, Aku menginginkan keadaanku yg dulu. Kondisiku yg dulu. Entah sejak kapan lebih tepatnya ini semua terjadi padaku. Atau semua ini terjadi atas keselahanku sendiri. Atau mungkin ini kerena aku kurang mendekat dgnMu. Tuhan aku tidak ingin mati sekarang. Tapi aku lelah. Kenapa aku harus merasakan ketakutan yg berlebihan. Kenapa aku tdk bisa membuat diriku tenang dan normal. Seadainya air mata dapat mengubah segalanya. Akan ku biarkan diriku menangis untuk waktu yg lama namun kemudian semua bisa berubah. Aku bisa kembali normal. Aku tidak perlu takut pada sesuatu yg belum atau tdk akan terjadi.
       Kadang aku iri pada mereka. Mereka bisa melakukan semuanya tanpa rasa takut. Ya aku sadar rasa takut itu bukan sesuatu yg aneh. Tapi ini bukan ketakutan yg biasa. Ini sudah berlebihan dan mengganggu kenyamananku. Bahkan pd kondisi yg seharusnya aku takut krn org lain pun takut, aku malah tdk takut. Dan sebaliknya kondisi yg biasa saja atau tidak terlalu menakutkan justru aku sangat takut. Sangat sangat takut.
       Aku mencoba untuk kuat. Aku mencoba untuk mengendalikan diriku sendiri sehingga aku bisa menjadikanna biasa dan normal. Namun semua tdk dpt bertahan lama. Terjadi dan terjadi lagi. :( 

Selasa, Desember 23

:(

        Aku hanya bisa bercerita pada kelam. Pada keheningan malam. Agar semua tak tau sedihku, sakitku dan kecewaku.

Rabu, Desember 17

Pekerjaan :D

       Haii sahabat dumayku, sahabat terbaik dari yang baik.
       Bosen jd pengangguran. Jika mengingat kembali, rasanya aku meridukan saat" duduk di bangku sekolah atau pun kuliah. Karena di saat itu aku tidak perlu berpikir banyak. Tidak harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Kau tau kan? aku paling tidak suka persaingan dalam bentuk apapun sekalipun mungkin tanpa aku sadari aku memang hidup dalam persaingan. Setidaknya aku hanya mengharapkan keihlasan dan ketulusan.
        Pekerjaan yang aku harapkan adalah pekerjaan yang tetap menjadikan aku seperti diriku. Aku yang menyukai duniaku yang sendiri dgn tulisan", aku yang menyukai setiap hal yg aneh dan berbeda namun tidak suka pada perubahan yg signifikan. hhahaha... dasar aku manusia yg egois.

Kamis, Desember 4

BOSAN

Aku tetap disini
Di tempat yang sama
Tak pernah berlari


Aku tetap disini
Di tempat yang tak pernah kau lihat
yang tak pernah kau sadari


Bosan
Ya, aku bosan
Tapi sayang itu hanya logika
Dan hati tak ingin mengalah

Selasa, Desember 2

Part 1

        Haii... sahabatku!
       Lama tak berbagi denganmu. Buka tak ingin melainkan aku lama tak bisa membukamu. Untungnya aku tak bosan mencoba dan alhasil aku bisa membukamu kembali. #bahagianya. Kau tau kan? aku sangat sulit untuk bercerita pada orang lain mungkin sangat sulit untuk aku percaya. Aku memang memliki teman baik tapi apakah dia sudah tepat untuk dikatakan sahabat? entahlah. Aku hanya tak ingin berharap dan bergantung pada mereka meskipun tanpa aku sadari mungkin aku sudah bergatung.
        Bdw, aku ingin menceritakan sesuatu yang menghantui pikiranku selama beberapa bulan terakhir. Bingung dari mana aku memulai cerita! Aku menyukai seseorang mungkin lebih dari sekedar rasa suka. Bagaimana bisa? kapan semua itu terjadi? Aku pun tidak tau jelasnya. Yang aku tau, saat pertama kali aku berjumpa, aku ingin dekat dengannya. Aku ingin menjadi temannya. Aku tidak sadar bahwa keinginanku hanyalah semu. Aku tau, dia cuek, pendiam bahkan dapat dikatakan dia memiliki dunia sendiri. Tapi terlepas dari itu semua aku merasa nyaman.
        Kami satu rumah selama 43 hari dan selama itu tidak ada momentum dimana aku bisa berteman dengannya. Dia selalu bersikap kasar dan tak jarang dia membentakku dengan keras. Tidak jauh berbeda dengannya, aku melakukan hal yang sama. Jujur aku melakukan hal itu bukan karena aku membencinya. Aku hanya ingin menutupi perasaanku. Aku bingung ketika menghadapi sikapnya yang keras. Sehingga aku tampak seperti musuh baginya. Pernah suatu hari kami jalan keluar, saat itu hujan turun. Aku pinjamkan jaketku dan saat itu aku bahagia paling tidak bisa melakukan hal yg tulus padanya sekalipun dia tidak menyadari itu.
        Dia perokok. Bisa dikatakan penggila rokok. 1 bungkus mungkin bisa dihabiskan dalam waktu satu jam atau bahkan tidak sampai. Dan aku melarangnya. Bukan dia balas dengan baik justru malah aku dianggap mengatur hidupnya. Seharusnya dia sadar bahwa aku melarangnya karena aku peduli. Dan satu hal yg harusnya dia tau, aku tidak pernah melarang siapapun merokok kecuali orang itu penting bagiku. Karena aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya. Ya... mungkin aku berlebihan! toh aku bukan siapa-siapa baginya.
        Sahabatku, aku tidak percaya pada cinta. Dan aku tidak tau apakah saat ini aku jatuh cinta sehingga memikirkanya saja aku meneteskan air mata. Setiap hal yang berhubungan dengannya sangat sulit aku lupakan. Aku ingin sekali berjumpa dengannya. Aku sangat merindukannya. Sahatbatku, Kau tau kan? Aku ini memiliki prinsip yang teguh. Aku tidak peduli orang mengatakan aku ini keras, egois, besar gengsi. Tapi aku meruntuhkan itu semua demi dia. Aku rela menghubungi dia duluan, bahkan aku mengajaknya untuk bertemu dengan alasan butuh bantuan. Sayangnya dia menolak. Bodoh banget kan??? Sudah menurunkan harga diri dengan susah payah, malah diabaikan.
        BENCI. Ya, seharusnya aku benci setelah apa yang aku terima darinya. Tapi apalah dayaku, tak sedikitpun aku benci sekalipun terselip kekecewaan dihatiku. Inginku hanya berjumpa dengannya dan melihat mata tajamnya. Apakah aku bisa bertemu dengannya????? 
         Sahabatku, sudah pukul 2 malam. Saatnya aku tidur, nanti kita sambung kembali.