Translate

Jumat, Maret 8

SUARA HATI


Bintang, telah lama aku tak  bercerita padamu. Tetang rasaku, bagaimana diri ini yang telah lelah dengan semua ini.
Bintang sedikit cahayamu yang ku lihat tetapi masih dapat terlihat indah. Malam kian larut membawaku ke dalam rasa yang begitu dalam. Memperlihatkan semua yang ada. Sakit, kecewa, lelah, yang selama ini tersimpan rapat. Berlahan air mata ini terjatuh bersama kata yang aku ciptakan. Sesekali diam menarik nafas yang tersisa.
Bintang, betapa aku inginkan sosok sahabat dalam suka cita. Memberi kekuatan saatku lelah tepatnya saat ini!.
Bintang, mungkin semua salahku sia-siakan beberapa orang yang peduli padaku saat kemarin mereka selalu disamping. Tapi salakah bila aku biarkan mereka pergi dengan senyum mereka tanpa harus tau bagaimana rasaku? Aku mencoba menghapus setiap memori yang mereka simpan dalam otakku membiarkannya berlalu bersama waktu dan ternyata air mata yang tercipta.
Bintang, mungkin aku tak pantas dapatkan seorang sahabat karena aku yang terlalu egois dan kekanak-kanakan. Aku hanya mementingkan diriku tanpa peduli perasaan mereka. Tapi sejujurnya kau menyayangi mereka teman baikku. aku  memang tak sebaik yang mereka inginkan tapi aku selalu berusaha menjadi seorang ada di saat mereka berdiri dan terjatuh. Mungkin itu belum cukup?
Bintang, hati kecilkupun tak dapat berbohong aku merindukan sosok lelaki yang bisa menghiburku, bertanya “Kau baik-baik saja?” atau mungkin “Aku tak akan pergi sekalipun mereka pergi”. Aku tak berharap katakan cinta cukup dengan dia yang bisa menguatkan aku, peduli dan mau menggenggam erat tanganku ketika aku terjatuh.
Saat ini atau lebih tepat aku sudah memiliki dambaan hati. Dia kakak tingkatku di kampus. Dia memang cowok yang keren dengan kepribadiannya. Wajar bila banyak cewek yang menyukainya. Entah dia tau atau tidak aku telah menyimpan rasa sekian lama. Namun inila aku dengan rasa yang ku simpan dalam diamku padanya. Membiarkan semua hanya terpendam dalam imajinasiku dan lukaku. Kekecawaan atas semua yang aku lihat mungkin tidak hanya malam ini saat aku membaca setatusnya di FB. Dia memang sudah memiliki dambaan hati dan itu bukan aku.
Air mata kini kembali menetes saat semua harus pergi dan menjauh meninggalkanku sendiri. Kepada orangtua, saudara, dan keluargapun aku tak bisa dibanggakan. Hingga hari ini aku hanya bisa bermimpi meraih apa yang aku inginkan dan itu hanya bisa membuat mereka memandang aku dari sudut terkecil. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar