Bintang,
telah lama aku tak bercerita padamu. Tetang
rasaku, bagaimana diri ini yang telah lelah dengan semua ini.
Bintang
sedikit cahayamu yang ku lihat tetapi masih dapat terlihat indah. Malam kian
larut membawaku ke dalam rasa yang begitu dalam. Memperlihatkan semua yang ada.
Sakit, kecewa, lelah, yang selama ini tersimpan rapat. Berlahan air mata ini
terjatuh bersama kata yang aku ciptakan. Sesekali diam menarik nafas yang
tersisa.
Bintang,
betapa aku inginkan sosok sahabat dalam suka cita. Memberi kekuatan saatku
lelah tepatnya saat ini!.
Bintang,
mungkin semua salahku sia-siakan beberapa orang yang peduli padaku saat kemarin
mereka selalu disamping. Tapi salakah bila aku biarkan mereka pergi dengan
senyum mereka tanpa harus tau bagaimana rasaku? Aku mencoba menghapus setiap
memori yang mereka simpan dalam otakku membiarkannya berlalu bersama waktu dan
ternyata air mata yang tercipta.
Bintang,
mungkin aku tak pantas dapatkan seorang sahabat karena aku yang terlalu egois
dan kekanak-kanakan. Aku hanya mementingkan diriku tanpa peduli perasaan
mereka. Tapi sejujurnya kau menyayangi mereka teman baikku. aku memang tak sebaik yang mereka inginkan tapi
aku selalu berusaha menjadi seorang ada di saat mereka berdiri dan terjatuh. Mungkin
itu belum cukup?
Bintang,
hati kecilkupun tak dapat berbohong aku merindukan sosok lelaki yang bisa
menghiburku, bertanya “Kau baik-baik saja?” atau mungkin “Aku tak akan pergi
sekalipun mereka pergi”. Aku tak berharap katakan cinta cukup dengan dia yang
bisa menguatkan aku, peduli dan mau menggenggam erat tanganku ketika aku terjatuh.
Saat
ini atau lebih tepat aku sudah memiliki dambaan hati. Dia kakak tingkatku di
kampus. Dia memang cowok yang keren dengan kepribadiannya. Wajar bila banyak
cewek yang menyukainya. Entah dia tau atau tidak aku telah menyimpan rasa
sekian lama. Namun inila aku dengan rasa yang ku simpan dalam diamku padanya. Membiarkan
semua hanya terpendam dalam imajinasiku dan lukaku. Kekecawaan atas semua yang
aku lihat mungkin tidak hanya malam ini saat aku membaca setatusnya di FB. Dia memang
sudah memiliki dambaan hati dan itu bukan aku.
Air
mata kini kembali menetes saat semua harus pergi dan menjauh meninggalkanku
sendiri. Kepada orangtua, saudara, dan keluargapun aku tak bisa dibanggakan. Hingga
hari ini aku hanya bisa bermimpi meraih apa yang aku inginkan dan itu hanya
bisa membuat mereka memandang aku dari sudut terkecil. :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar